Sragen – Harapan panjang warga Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, untuk merasakan jalan mulus kembali pupus. Selama 25 tahun mereka menunggu janji perbaikan infrastruktur, namun hingga kini jalan rusak di wilayah Plosorejo, Pelembinatur, dan Sumberjo masih dibiarkan terbengkalai. Janji politik yang pernah digaungkan pun hanya tinggal janji.
Desa Gilirejo Baru yang berada di ujung barat Kabupaten Sragen dikenal sebagai desa termuda sekaligus terisolir. Kondisi ini membuat akses warga menjadi sulit, apalagi ketika musim hujan datang. Keluhan kembali mencuat saat acara pernikahan warga Pelembinatur, Parjan dan istrinya Payem, yang menikahkan putra mereka, Rendi Setyawan, dengan Rika Kris Wijayanti pada Jumat (3/10/2025).
Dalam acara tersebut, Marjono, salah satu perangkat Desa Gilirejo Baru, menyampaikan permohonan maaf kepada besan dari Bolo, Wonosegoro, Boyolali, atas kondisi jalan rusak yang harus dilalui para tamu undangan.
“Mohon maaf, jalan menuju lokasi memang rusak parah, tinggal sedikit yang belum diperbaiki, sekitar 1,7 kilometer di wilayah Plosorejo–Pelembinatur dan sekitar 1 kilometer di Sumberjo. Mudah-mudahan tahun ini bisa segera dibangun,” ujar Marjono dalam sambutannya dengan nada penuh harap.
Warga berharap pemerintah Kabupaten Sragen segera menindaklanjuti kondisi ini dengan mengalokasikan anggaran pembangunan. Pasalnya, jalan rusak selama puluhan tahun telah membuat warga kesulitan dalam beraktivitas, baik untuk kegiatan ekonomi, pendidikan, maupun sosial.
“Kalau hanya dijanjikan saat kampanye, tapi tidak ada realisasi, kami sebagai warga tentu kecewa. Harapannya jangan hanya janji, tapi segera dibuktikan,” keluh salah satu warga Jaimin dengan nada emosi.
Muhaimin, tokoh agama sekaligus warga setempat, menyampaikan rasa prihatin atas kondisi jalan yang tak kunjung diperbaiki.
“Pripun jalan mboten sios dibangun, mesake warga mriki. Pembangunan ini kan hanya tinggal sedikit,” keluh Muhaimin.
Hal senada juga disampaikan warga lain, Amir dan Suparno Hadiwaluyo. Mereka menyesalkan jalan yang sudah 25 tahun lebih tak tersentuh pembangunan.
“Lha iki piye kok jalan ora sido dibangun, malah wes diketok ora sido. Iki dalan wes 25 tahun, pembangunan sejak era Mbah Bupati sepuh Untung Wiyono sampai saiki ora didandani,” ujar Amir yang diamini Suparno.
Warga menambahkan, peninggalan program pembangunan jalan pada masa Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati atau Mbak Yuni sebenarnya sudah hampir rampung. Pada tahun 2022 lalu, jalan dari Gondanglegi menuju Pelembinatur sebagian sudah diperbaiki. Namun, masih tersisa beberapa ruas yang hingga kini belum dituntaskan.
“Tinggal sedikit kenapa tidak diteruskan? Sayang sekali kalau berhenti di tengah jalan,” keluh warga.
Menanggapi hal tersebut, Warsito, tokoh masyarakat Gilirejo Baru sekaligus pemilik PT Berita Istana Negara, turut menyuarakan harapan warga.
“Kami berharap pemerintah Kabupaten Sragen juga memberikan perhatian lebih. Warga Gilirejo Baru selama ini tidak pernah telat membayar pajak. Pembangunan tinggal meneruskan saja supaya masyarakat di desa pinggiran ini juga bisa merasakan jalan yang mulus,” ungkap Warsito.
Selain warga, pemerintah desa setempat juga berharap agar perbaikan segera dilaksanakan. Mereka mengingatkan agar Gilirejo Baru tidak diperlakukan seperti “anak tiri”.
Disebutkan pula bahwa Desa Gilirejo Baru selalu mendapatkan perhatian dari Presiden Prabowo Subianto saat Idul Adha dengan pengiriman sapi kurban, serta kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang memberi pesan khusus tentang pentingnya pemerataan pembangunan.
Dengan sederet aspirasi yang terus disuarakan masyarakat, warga berharap Pemkab Sragen segera menindaklanjuti perbaikan jalan yang tinggal sedikit demi meningkatkan akses dan kesejahteraan warga desa terpencil tersebut.
Kini, setelah 25 tahun penantian, masyarakat Gilirejo Baru kembali dihadapkan pada kenyataan pahit: harapan memiliki jalan mulus masih sebatas angan, sementara janji politik yang mereka pegang teguh ternyata pupus di tengah perjalanan.